Dalam kegiatan logistik, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. Selain soal pengemasan dan pengiriman, kamu juga harus memahami aturan yang berlaku di negara tujuan terutama urusan bea masuk dan pajak.
Salah satu istilah yang sering muncul di situasi ini adalah DDP atau Delivery Duty Paid.
Mau tahu ulasan lebih lengkap dan apakah DPP itu sangat menguntungkan penjual atau malah sebaliknya, bikin rumit pengiriman? Yuk, temukan jawabannya di sini.
Delivery Duty Paid adalah salah satu istilah dalam Incoterms (International Commercial Terms), yang artinya penjual menanggung semua risiko dan biaya pengiriman hingga barang sampai ke tangan pembeli di negara tujuan, termasuk bea masuk dan pajak.
Singkatnya, semua urusan ekspor-impor mulai dari dokumen, clearance bea cukai, sampai pembayaran pajak, semuanya jadi tanggung jawab penjual.
Jadi kalau kamu sebagai eksportir setuju kirim barang dengan syarat DDP, itu artinya:
Baca Juga: 5 Jenis Kapal Kargo Berdasarkan Fungsi dan Muatannya
Banyak pembeli luar negeri lebih nyaman jika penjual menawarkan DDP. Kenapa? Karena mereka hanya tinggal terima barang. Tidak perlu memikirkan soal dokumen, bea cukai, atau biaya tambahan saat barang tiba.
Bagi penjual, menawarkan pengiriman dengan skema DDP bisa menjadi cara menarik perhatian calon pembeli dari luar negeri, khususnya dari negara dengan sistem bea masuk yang cukup ketat.
Baca Juga: Perbedaan First Mile, Mid Mile, dan Last Mile dalam Logistik
Nah, sekarang kita lihat dari sisi pelaku logistik atau eksportir, di mana kamu yang harus handle semua urusan di negara tujuan. Berikut kesulitan yang sering muncul kalau kamu pakai DDP:
Setiap negara punya aturan berbeda soal pajak dan bea masuk. Kalau kamu kurang paham, bisa-bisa barang kamu tertahan lama atau bahkan ditolak.
Banyak kasus pengiriman gagal karena penjual tidak memahami prosedur bea masuk di negara pembeli, terutama di negara dengan sistem kepabeanan yang rumit.
Baca Juga: Kenapa Airway Bill Krusial dalam Pengiriman Udara? Ini Faktanya
Karena kamu yang bayar semuanya, kamu juga yang harus tanggung semua tambahan biaya. Misalnya, jika terjadi delay dan kamu dikenai storage fee di pelabuhan, itu juga jadi tanggunganmu.
Kalau kamu nggak perhitungkan biaya ini sejak awal, margin keuntungan kamu bisa kena potong habis-habisan.
Kalau kamu belum punya partner logistik lokal di negara pembeli, proses DDP bisa jadi sangat rumit.
Kamu akan kesulitan melakukan pembayaran bea masuk atau mengambil barang di pelabuhan tujuan.
Baca Juga: 11 Perusahaan Logistik Terbaik dan Terpercaya, Apa Favoritmu?
Tidak semua bisnis cocok menggunakan metode DDP. Skema ini lebih tepat digunakan jika:
Kalau belum yakin, kamu bisa mempertimbangkan skema lain seperti DAP (Delivered at Place) atau CIF (Cost, Insurance and Freight) yang tidak terlalu berat di sisi penjual.
Baca Juga: Kenapa Port of Discharge Krusial dalam Efisiensi Logistik?
Kalau suatu saat kamu diminta buyer untuk mengirim barang pakai skema DDP, jangan langsung mengiyakan tanpa persiapan. Ada beberapa hal penting yang sebaiknya kamu pastikan lebih dulu:
Kalau dilihat dari cara kerja DDP, kita jadi sadar bahwa pengiriman bukan cuma soal barang berpindah tempat. Tapi, ada tanggung jawab, biaya, dan alur yang harus jelas dari awal biar gak ada masalah di tengah jalan.
Kalau bisnis logistikmu hanya fokus di pasar domestik, tentunya kerumitan ini tidak akan kamu alami.
Tapi ada poin yang bisa jadi sangat related dengan kondisimu saat ini, misalnya bagaimana me-manage biaya logistik agar tetap terjangkau dan memilih mitra logistik yang tepat.
Fokus bisnis kamu di pengiriman dalam negeri aja? Yuk, kenalan sama forwarder.ai!
Platform ini menawarkan solusi untuk pengiriman domestik yang kamu butuhkan. Di sini kamu bisa atur pengiriman via darat, laut, atau udara dengan mudah, praktis, dan transparan.
Lewat platform digital yang user-friendly, kamu bisa atur pengiriman, pantau status barang real time, dan dapat kuotasi instan.
Yuk, coba sendiri kemudahannya di forwarder.ai. Biar proses kirim jadi lebih ringan, dan bisnis kamu pun lancar.